5 Hal Penyebab Ketiduran Waktu Dengarin Khotbah di Gereja
5 Hal Penyebab Ketiduran Waktu Dengarin Khotbah di Gereja
Shalom - Euthikus adalah salah satu nama yang disebutkan dalam Alkitab, khususnya saat kita baca kembali Kisah Para Rasul 20: 6-12. Di sana kita bisa tahu kalau Euthikus adalah seorang pemuda yang tertidur saat Paulus membagikan khotbah di hadapan banyak orang sebuah ruangan di lantai tiga. Paling mengejutkannya, Euthikus pun terjatuh dari lantai itu ke bawah karena saat itu dia duduk di dekat jendela.
Dia mungkin sudah mati pada saat itu. Tapi Paulus segera datang dan merebahkan diri di atasnya dan membangunkan dia kembali. Tidakkah kita tahu kalau penyebab pria muda ini hampir meninggal adalah karena tertidur?
Bayangkan kalau kejadian itu terjadi saat ini, bayangkan betapa beratnya pekerjaan gereja mengurusi jemaat yang mati karena tertidur di gereja saat mendengar khotbah.
Kita nggak bisa memungkiri kondisi ini sangat identik terjadi di gereja-gereja saat ini. Ada banyak jemaat yang tertidur dan ngantuk saat pendetanya membagikan firman Tuhan di depan mimbar. Ada yang kepalanya bergerak ke kanan dan kiri, ada yang hampir membentur kepala jemaat lain di depannya dan ada juga yang mendengkur mengeluarkan suara keras. Parahnya, ada juga yang tidur pulas sampai-sampai meneteskan air liur di atas Alkitabnya.
Hal ini bukan hanya dialami oleh jemaat gereja yang sudah berumur, tapi ada banyak anak muda yang juga melakukannya. Mereka memang rajin datang ke gereja, bahkan tak pernah absen. Tapi setibanya sesi khotbah mereka lalu tidur dengan pulasnya di kursi mereka dengan posisi tangan di tengkuk ke kepala, atau menunduk seperti posisi berdoa.
Kita yang mengamati jemaat-jemaat semacam Euthikus ini mungkin kita juga akan bertanya: Kenapa mereka harus datang ke gereja dengan pakaian yang rapi dan bersih kalau ternyata hanya untuk numpang tidur?
Kenapa ada banyak jemaat gereja yang suka ngantuk atau tertidur di gereja? Kemungkinan besar mereka bisa hanyut dalam dunia mimpi bisa disebabkan oleh 5 faktor ini:
1. Tradisi
Seorang jemaat bisa menjadikan gereja sebagai kasur yang empuk untuk tidur karena mungkin orangtua secara nggak sengaja menularkan cara mengasuh yang salah. Bisa saja sejak kecil dia dibiarkan orangtua berbaring tidur di kursi gereja. Orangtua hanya berpikir, ‘Daripada dia berbuat keributan lebih baik tidur di bangku gereja.’ Kebiasaan inilah yang akan terbawa-bawa dalam diri seseorang.
2. Kondisi Fisik Gereja
Ada gereja yang mungkin tidak memasang ventilasi yang baik, sehingga gereja bisa jadi ruangan yang terlalu hangat dan pengap. Di tengah suasana gereja yang terlalu nyaman inilah jemaat bisa terbawa pada rasa ngantuk yang tak terelakkan. Inilah yang mungkin dialami Eutikhus, yang berada di dekat jendela yang bisa diprediksi saat itu angin sepoi-sepoi berhembus dan membuainya dalam kantuk. Selain itu, kondisi pencahayaan yang kurang baik juga bisa membuat seseorang jadi mudah ngantuk dan tertidur.
3. Faktor Pribadi
Kalau dua faktor di atas tampaknya mustahil membuat seseorang ngantuk berat saat khotbah di ibadah gereja, berarti kondisi pribadilah yang membuatnya demikian. Bisa jadi dia kurang tidur karena begadang di dalam sebelumnya. Saat seseorang kurang tidur, otomatis tubuh akan terus menuntut untuk istirahat. Waktu khotbah adalah saat yang paling tepat bagi mereka yang kurang tidur untuk terlelap dalam mimpi.
4. Faktor Spiritual
Ada banyak orang yang datang kegereja hanya sebagai bentuk rutinitas saja. ‘Asalkan ke gereja sudah lah’ pikirnya. Pemikiran inilah yang bisa membuat seseorang menjadi acuh tak acuh dengan firman Tuhan.
5. Khotbah yang Membosankan
Ada kalanya seorang pengkhotbah tak mempersiapkan materi khotbahnya dengan matang. Akibatnya, si khotbah bisa jadi sangat bertele-tele dan kurang jelas. Bagaimanapun jemaat akan sangat kelelahan dan bosan saat harus mendengar pengkhotbah bicara ngalor-ngidul tanpa konklusi yang jelas. Apalagi tanpa membawa jemaatnya untuk berpikir kritis dan merenungkan firman Tuhan di dalam kehidupannya.
Bisa saja beberapa jemaat di gerejamu mengalami salah satu dari lima faktor di atas. Tapi sebelum mereka terus menerus menjadikan hal itu sebagai kebiasaan, ada baiknya untuk membagikan hal ini kepada mereka. Kita harus memiliki pola pikir bahwa beribadah ke gereja merupakan suatu tanpa penghormatan tetringgi kita kepada Tuhan. Kita mengkhususkan satu hari untuk memuji dan menyembah Tuhan dengan sungguh. Karena itulah kita pun harus mempersiapkan ruang, tempat, fisik yang terbaik serta hati yang selalu haus akan firman Tuhan.
Bagi kita sebagai jemaat gereja, jadikanlah ibadah minggu sebagai tempat untuk menempah kita menjadi pribadi yang lebih baik secara rohani maupun jasmani. Karena itulah kita harus berprinsip bahwa kondisi kita tak akan sama lagi setelah kita pulang dari gereja.
Dan bagi pemimpin gereja yang membagikan firman Tuhan, ada baiknya belajar cara berkhotbah yang efektif dan membuat jemaat selalu haus dan lapar mendengar firman kebenaran Tuhan. Yesus bahkan sudah memberikan teladan pengajaran yang efektif dan bisa kita terapkan saat ini di gereja.
“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26: 41)
Leave a Comment